PENGARUH
UJIAN NASIONAL TERHADAP PSIKOLOGI SISWA KELAS XII SMA NEGERI JOGOROTO
KARYA
TULIS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SEMESTER IV
OLEH:
1. DIFA
LAUKA OKTA D (06)
2. ELSA
FATIKHANI P (09)
3. NALINI
WIKASITA K (17)
4. ULFATIN
NIDHOFAH (24)
SMA NEGERI JOGOROTO
TAHUN AJARAN 2013/2014
Kata
Pengantar:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah tentang pengaruh ujian nasional terhadap psikologi siswa kelas XII
SMA Negeri Jogoroto.
Kami menyusun karya tulis ilmiah ini untuk memenuhi tugas
akhir Bahasa Indonesia semester 4. Karya tulis ilmiah yang kami buat ditujukan
kepada pembaca agar mereka dapat mengetahui pengaruh ujian nasional. Adapun
beberapa hambatan dalam melaksanakan penyusunan karya tulis ilmiah ini, salah
satunya tentang metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Berkat guru
pembimbing kami hambatan-hambatan dapat terselesaikan dengan baik sehingga kami
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak
H. Zainal Fatoni, S.Pd, M.MPd selaku kepala SMA Negeri Jogoroto
2. Ibu
Nur Yayuk Faridah, S.Pd, M.MPd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
pembimbing karya tulis ini.
3. Ayah
dan ibu tercinta di rumah yang selalu memberikan dukungan dan do’a sehingga
karya tulis ini dapat terselesaikan.
4. Semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini.
Namun kami menyadari bahwa karya tulis
ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran sangat kami
harapkan demi peningkatan karya tulis ini.
Kami harap semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya bagi pembaca.
Jogoroto, 24
Februari 2014
Penulis
i
Daftar isi
Kata pengantar......................................................................................................................... i
Daftar isi....................................................................................................................................
ii
BAB I Pendahuluan...................................................................................................................
1
1.1 Latar belakang.................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah................................................................................................................
2
1.3 Tujuan.................................................................................................................................
2
1.4 Ruang lingkup / batasan masalah..........................................................................................
2
1.5 Hipotesis.............................................................................................................................
2
1.6 Metode penelitian................................................................................................................
3
BAB II Landasan teori..............................................................................................................
4
2.1 Hakikat
Ujian Nasional.......................................................................................................
4
2.2 Kondisi
siswa menjelang ujian nasional................................................................................
4
2.3 Pengertian
Psikologis..........................................................................................................
6
2.4 Gejala
perubahan psikologi menurut teori............................................................................
7
BAB
III Pembahasan............................................................................................................... 10
3.1 Dampak psikologi siswa kelas XII SMA
Negeri Jogoroto saat akan menghadapi ujian
nasional.............................................................................................................................. 10
3.2
Hasil angket........................................................................................................................ 11
3.3
Cara mengatasi perubahan psikologi pada siswa kelas XII saat akan mengahadapi
ujian
nasional...............................................................................................................................12
BAB
IV Penutup...................................................................................................................... 16
4.1
Simpulan............................................................................................................................ 16
4.2Saran...................................................................................................................................16
Daftar
Pustaka......................................................................................................................... 17
Lampiran................................................................................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ujian Nasional adalah system evaluasi
standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu
tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh depdiknas. Penentuan
standar yang terus meningkat diharapkan akan mendorong peningkatan mutu
pendidikan, yang dimaksud dengan penentuan standar pendidikan adalah penentuan
nilai batas. Seseorang dikatakan sudah lulus/kompeten bila telah melewati nilai
batas tersebut berupa nilai batas antara peserta didik yang sudah menguasai
kompetensi tertentu dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi
tertentu.
Saat ini siswa SMA khususnya SMA Negeri
Jogoroto nengalami perubahan psikologis karena hari hari menuju ujian nasional
semakin dekat. Kebanyakan siswa merasa tertekan akan ujian nasional. Bahkan
bagi sebagaian orang ada yang jatuh sakit sebelum menghadapi ujian nasional.
Ketakutan yang tinggi serta tekanan dari omongan banyak orang terus
bergentayangan. Tentunya hal itu jika terus berlarut-larut dan tidak bisa
diatasi justru akan membuat gagal dalam menghadapi ujian nasional.
Oleh karena itu kami menyusun karya
tulis ini dengan tema ujian nasional. Kita sudah sering mendengar hal buruk
yang terjadi sebelum ujian nasional. Contohnya seorang siswa SMA merasa takut
tidak bisa mengerjakan ujian nasional dengan baik, siswa tersebut nekat untuk
membeli bocoran jawaban dengan harga yang tinggi tanpa mengetahui kebenaran
bocoran jawaban tersebut benar atau salah. Tentu saja resiko akan ditanggung
siswa tersebut yang telah membeli kunci jawaban palsu.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami
utarakan dalam pembahasan di dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Apa dampak psikologi bagi siswa kelas
XII SMA Negeri Jogoroto yang akan menghadapi ujian nasional ?
2.
Bagaimana cara mencegah terjadinya
gangguan psikologi pada siswa kelas XII yang akan menghadapi ujian nasional ?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui dampak psikologis siswa
kelas XII SMA Negeri Jogoroto ketika akan menghadapi ujian nasional.
2.
Memberikan solusi kepada siswa kelas XII
yang mengalami perubahan psikologis saat akan menghadapi ujian nasional.
1.4
Ruang
lingkup / batasan masalah
Dampak psikologi siswa
SMA Negeri Jogoroto ketika akan menghadapi ujian nasional.cara mencegah
terjadinya perubahan psikologi pada siswa kelas XII SMA Negeri Jogoroto. Berkaitan
dengan hal itu, kami berusaha untuk menjelaskan kalimat judul yang telah kami
buat
Psikologi yang dimaksud dalam karya tulis ini adalah kondisi
mental atau kejiwaan seseorang yang telah mengalami perubahan karena adanya
suatu hal.
Ujian nasional adalah ujian yang dilakukan pada akhir tahun
untuk menentukan kelulusan seorang siswa.
1.5
Hipotesis
·
Ujian nasional berpengaruh pada
psikologi siswa.
·
Gangguan psikologi dapat dicegah
atau dikurangi
1.6
Metode penelitian
Dalam penulisan karya tulis ilmiah
ini,untuk memperoleh data - data yang dibutuhkan kami menggunakan beberapa
metode penulisan sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Yaitu kami membaca buku - buku dan
kumpulan mata pelajaran yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Studi Internet
Yaitu kami melakukan browsing
melalui situs - situs internet sesuai dengan materi penelitian ini.
3. Metode Angket
Yaitu kami membagikan angket kepada
siswa kelas XII, dengan ketentuan setiap kelas mendapatkan 7 angket.
4. Metode wawancara
Yaitu kami melakukan wawancara
tentang dampak dan cara mencegah perubahan psikologi siswa pada guru BK SMA
Negeri Jogoroto
BAB II
Landasan teori
2.1 Hakikat Ujian Nasional
Ujian Nasional biasa disingkat UN
/ UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang
dilakukan oleh Pusat Penilaian
Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa
dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi
sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga
yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan dan
proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan.
Hasil ujian nasional
digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk: (a) pemetaan mutu program
dan/atau satuan pendidikan; (b) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan
berikutnya; (c) penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan
pendidikan; dan pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam
upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Ujian Nasional merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan seperti diamanatkan Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 72 ayat (1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
Ujian Nasional merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan seperti diamanatkan Peraturan Pemerintah republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 72 ayat (1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
1.
menyelesaikan seluruh program
pembelajaran;
2.
memperoleh nilai minimal baik pada
penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia
3.
lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
4.
lulus Ujian Nasional.
2.2
Kondisi siswa menjelang ujian
nasional
Ujian Nasional (UNAS) merupakan
salah satu alat evaluasi yang dikeluarkan Pemerintah. Untuk mempersiapkan
menghadapi UN tersebut, siswa selain mempelajari materi pelajaran yang
diujikan juga perlu mempersiapkan diri dari segi psikologis supaya dapat
mengikuti UN dengan optimal.
Kondisi psikologis siswa
bermacam-macam dalam menghadapi Ujian Nasional, hal ini disebabkan adanya
dinamika psikis yang berbeda-beda dalam diri siswa. Siswa yang dinamika
psikisnya baik tidak mengalami kecemasan atau ketakutan dalam menghadapi ujian
nasional. Sebaliknya siswa yang dinamika psikisnya tidak baik akan mengalami
kecemasan atau ketakutan dalam menghadapi Ujian Nasional.
Siswa yang kondisi psikologisnya
mengalami kecemasan atau ketakutan, siswa tersebut sedang mengalami kehidupan
keredupan energi psikis dirinya, ibarat lampu yang kehilangan pancaran
sinarnya, padahal sinar itu mengandung makna bagi dirinya sendiri dan
bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya
Siswa yang sedang mengalami
kecemasan atau ketakutan adalah siswa yang sedang bermasalah dan sedang berada
dalam keadaan tertekan, tidak berdaya. Dalam keadaan seperti ini siswa mudah
terjajah oleh kekuatan-kekuatan yang merasuk ke dalam dirinya yang dapat
semakin melemahkan dan menimbulkan berbagai kerusakan dirinya dan kegagalam
dalam menghadapi ujian nasional. Siswa yang bermasalah adalah siswa terjajah.
Potensi dan energi dirinya tidak berkembang atau tidak bersinar. Rasa aman
siswa terganggu, kompetensi tidak bisa berfungsi, aspirasi terkungkung,
semangat belajar layu, dan kesempatan yang terbuka baginya untuk sukses
akan terbuang.
Otak dan pikiran mereka dijejali dengan latihan-latihan
soal, dalam pandangan mereka bahwa meraih NEM atau nilai berdasarkan standart
nasional tertinggi adalah harga mati. Atau tinggal pilih mau lulus atau tidak,
terserah yang penting orangtua dan pengajar bisa menjejali mereka
bahasan-bahasan soal yang memusingkan kepala. Lagi-lagi siswa selalu jadi
korban, mau protes apa ada yang menyikapi. Garis bawahi, jika siswa sudah duduk
di kelas 3, maka mereka akan dilatih untuk menjawab a,b,c d, atau e. Latihan
soal ini dan soal itu, terkadang kurang di jam pelajaran, ditambah lagi dengan
les, bahkan ada yang ikut bimbingan belajar (bimbel). Waktu diisi dngan berpacu
dengan soal dan soal, materi nomor kesekian, ilmu yang didapat siswa itu urusan
nantilah, yang penting mereka bisa mendapat nilai bagus. Jika siswa ada yang
gagal maka mereka yang disalahkan, tapi kalau mereka dapat nilai bagus maka
semua berbangga hati.
Bukan berarti UN itu tidak penting, namun disini yang harus
diperhatikan adalah kesiapan kondisi psikis anak atau siswa itu harus
diperhatikan. Tidaklah main-main menghadapi UN tersebut. Sebagai orangtua atau
guru haruslah mengkondisikan mental anak dengan baik., mereka didampingi.
Karena mempersiapkan mental yang baik dalam menghadapi ujian itu penting.
Seharusnya anak tidak dituntut secara berlebihan agar mereka jadi juara, dengan
tekanan-tekanan secara lisan. Harus dapat NEM tinggi atau harus dapat rangking
terbaik atau harus-harus yang lainnya lagi. Persiapan untuk belajar saja anak
atau siswa tersebut sudah capek lahir batin, apalagi dengan tuntutan-tuntutan yang
terlalu over. Seolah-olah NEM tinggi itu adalah segala-galanya.
Cukuplah sudah mereka dibebani dengan jadwal-jadwal terlalu
padat dalam menghadapi ujian. Belum lagi ditambah peraturan-peraturan yang
sudah terpusat dalam mengatur tentang UN ini. Jangan ditambah lagi dengan hal
remeh yang dapat berakibat fatal, hingga siswa benar-benar gagal menempuh UN,
hanya karena kondisi mental yang jatuh.
2.3 Pengertian Psikologi
Psikologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi
merupakan cabang ilmu yaremaja.
Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa
manusia. Menurut plato dalam buku Psikologi Umum oleh Kartini Kartono pada
tahun 1996, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat,
dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu
pengetahuan ng masih muda atau).
Jiwa secara
harfiah berasal dari perkataan sansekerta JIV, yang berarti lembaga
hidup (levensbeginsel), atau daya hidup (levenscracht). Oleh
karena jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum
bisa diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung
mempelajari “jiwa yang memateri” atau gejala “jiwa yang meraga/menjasmani”,
yaitu bentuk tingkah laku manusia (segala aktivitas, perbuatan, penampilan
diri) sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, psikologi butuh berabad-abad lamanya
untuk memisahkan diri dari ilmu filsafat.
Perkataan tingkah laku/perbuatan mempunyai pengertian yang luas sekali. Yaitu tidak hanya mencakup kegiatan motoris saja seperti berbicara, berjalan, berlari-lari, berolah-raga, bergerak dan lain-lain, akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, mengingat, berpikir, fantasi, pengenalan kembali, penampilan emosi-emosi dalan bentuk tangis, senyum dan lai-lain.
Perkataan tingkah laku/perbuatan mempunyai pengertian yang luas sekali. Yaitu tidak hanya mencakup kegiatan motoris saja seperti berbicara, berjalan, berlari-lari, berolah-raga, bergerak dan lain-lain, akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, mengingat, berpikir, fantasi, pengenalan kembali, penampilan emosi-emosi dalan bentuk tangis, senyum dan lai-lain.
Kegiatan
berpikir dan berjalan adalah sebuah kegiatan yang aktif. Setiap penampilan dari
kehidupan bisa disebut sebagai aktivitas. Seseorang yang diam dan mendengarkan
musik atau tengah melihat televisi tidak bisa dikatakan pasif. Maka situasi
dimana sama sekali sudah tidak ada unsur keaktifan, disebut dengan mati.
Pada
pokoknya, psikologi itu menyibukkan diri dengan masalah kegiatan psikis,
seperti berpikir, belajar, menanggapi, mencinta, membenci dan lain-lain.
Macam-macam kegiatan psikis pada umumnya dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: 1)
pengenalan atau kognisi, 2) perasaan atau emosi, 3) kemauan atau konasi, 4)
gejala campuran.
Namun
hendaknya jangan dilupakan, bahwa setiap aktivitas psikis/jiwani itu pada waktu
yang sama juga merupakan aktifitas fisik/jasmani. Pada semua kegiatan jasmaniah
kita, otak dan perasaan selalu ikut berperan ; juga alat indera dan otot-otot
ikut mengambil bagian didalamnya.
Penyelidikan
terhadap organ-organ manusia digolongkan dalam ilmu fisiologi. Yaitu meneliti
peranan setiap organ dalam fungsi-fungsi kehidupan seperti meneliti segala
sesuatu tentang mata, ketika subyek bisa melihat dan juga meneliti pengaruh
kerja otak untuk mengkoordinir semua perbuatan individu guna menyesuaikan
dengan lingkungnnya.
2.4 Gejala
perubahan psikologi menurut teori
Gejala
perilaku siswa yang mengalami kecemasan atau ketakutan dalam menghadapi ujian
nasional, antara lain gejala phisik, gejala psikis, dan gejala sosial. Gejala
phisik meliputi peningkatan detak jantung, perubahan pernafasan(nadi dan
pernafasan meningkat), keluar keringa, gemetar, kepala pusing, mual, lemah,
ngeri, sering buan air besar dan kencing, nafsu makan menurun, tekanan darah
ujung jari terasa dingin, dan lelah. Gejala psikis meliputi perasaan
akan adanya bahaya, kurang percaya diri, kurang tenaga/tidak berdaya, khawatir,
rendah diri, tegang, tidak bisa konsentrasi, kesempitan jiwa, ketakutan ,
kegelisahan, berkeluh kesah, kepanikan, tidur tidak nyenyak, berdosa, terancam,
dan kebingungan/linglung. Gejala sosial meliputi mencari bocoran
soal, mencari kunci jawaban, menyontek, menyalahkan soalnya sulit, dan
menyalahkan gurunya belum pernah mengajarkan materi yang diujikan.
Kecemasan merupakan kondisi psikologis dan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia pernah mengalami kondisi psikologis ini. Kecemasan sering muncul pada orang yang dianggap normal, meskipun kecemasan merupakan simtom semua psikopathologi terutama neurotik. Kecemasan dan ketakutan biasa merasuki manusia, baik secara individual maupun komunal, sejak mereka memiliki kesadaran, kecuali orang yang dikasihi Allah dan diberi nikmat keimanan.
Kondisi psikologis dalam bentuk kecemasan akan terus meningkat seiring dengan pesatnya kemajuan peradaban material serta jauhnya manusia dari pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Allah swt. Masalah kecemasan atau ketakutan merupakan suatu titik temu, yang menghubungkan semua jenis pertanyaan penting, suatu teka teki dimana solusi memberikan kejelasan terhadap keseluruhan kehidupan mental siswa. Kecemasan merupakan buah kesulitan yang dibayar di muka, sebelum kesulitan itu sendiri terjadi. Kecemasan pada dasarnya bersifat merusak dan menghancurkan.Kecemasan atau ketakutan yang dialami oleh siswa dalam menghadapi ujian nasional menurut teori Freud dinamakan adalah sebagai kecemasan obyektif (objective anxiety).Ketakutan riil bagi kita terlihat sebagi suatu hal yang sangat rasional dan alami. Hal ini kita sebut sebagai reaksi terhadap persepsi bahaya eksternal, yaitu Ujian Nasional yang dianggap sebagai sesuai yang menakutkan.
Kecemasan merupakan kondisi psikologis dan bagian dari kehidupan manusia. Setiap manusia pernah mengalami kondisi psikologis ini. Kecemasan sering muncul pada orang yang dianggap normal, meskipun kecemasan merupakan simtom semua psikopathologi terutama neurotik. Kecemasan dan ketakutan biasa merasuki manusia, baik secara individual maupun komunal, sejak mereka memiliki kesadaran, kecuali orang yang dikasihi Allah dan diberi nikmat keimanan.
Kondisi psikologis dalam bentuk kecemasan akan terus meningkat seiring dengan pesatnya kemajuan peradaban material serta jauhnya manusia dari pemahaman dan pengamalan ajaran-ajaran Allah swt. Masalah kecemasan atau ketakutan merupakan suatu titik temu, yang menghubungkan semua jenis pertanyaan penting, suatu teka teki dimana solusi memberikan kejelasan terhadap keseluruhan kehidupan mental siswa. Kecemasan merupakan buah kesulitan yang dibayar di muka, sebelum kesulitan itu sendiri terjadi. Kecemasan pada dasarnya bersifat merusak dan menghancurkan.Kecemasan atau ketakutan yang dialami oleh siswa dalam menghadapi ujian nasional menurut teori Freud dinamakan adalah sebagai kecemasan obyektif (objective anxiety).Ketakutan riil bagi kita terlihat sebagi suatu hal yang sangat rasional dan alami. Hal ini kita sebut sebagai reaksi terhadap persepsi bahaya eksternal, yaitu Ujian Nasional yang dianggap sebagai sesuai yang menakutkan.
Kemunculan
kecemasan akan sangat tergantung pada seberapa besar pengetahuan dan penguasaan
materi Ujian Nasional dikuasai oleh seorang siswa. Pada kesempatan yang lain,
pengetahuan sendirilah yang mengakibatkan kecemasan, karena ia memperlihatkan
adanya bahya dengan lebih cepat. Jadi siswa akan terlihat ketakutan melihat
dirinya tidak siap menghadapi ujian nasional yang akan menjadi salah satu
penentu kelulusan siswa dari sekolah.
Pada hakikatnya penguasaan pengetahuan yang telah disiapkan atau dimiliki yang mengakibatkan kecemasan atau ketakutan dalam menghadapi Ujian Nasional, karena ia memperlihatkan adanya bahaya jika tidak lulus. Kecemasan atau ketakutan obyektif bersifat rasional dan bermanfaat, karena dengan ini ini akan diketahui sebab dan cara mengatasinya. Di hadapan bahaya yang akan datang, satu-satuxxnya tindakan pertama yang ada dalam pikiran siswa adalah menimbang kemampuan yang akan dikeluarkan dibanding dengan tingkat bahaya yang ada, dan kemudian lari atau bertahan,atau mungkin bahkan untuk menyerang. Hal ini sungguh merupakan prospek akan suatu hasil yang menggembirakan.
Perasaan takut sungguh tidak punya tempat dalam Ujian Nasional, sebab Ujian Nasional pada akhirnya harus dilakukan juga karena program pemerintah dan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan akan lebih baik jika rasa takut tidak dimunculkan. Jika rasa kecemasan atau ketakutan begitu besar pada diri siswa dalam menghadapi Ujian Nasional, maka akan melumpuhkan setiap usaha, bahkan usaha untuk lari dari kenyataan. Suatu reaksi terhadap bahaya (misalnya UN dianggap sebagai bahaya) merupakan kombinasi dari dua hal, yaitu rasa takut dan tindakan bertahan (defensif). Siswa yang ketakutan merasa takut dan akan melarikan diri, namun unsur yang dominan adalah ”melarikan diri” dan bukan ”perasaan takut”.
Kecemasan atau ketakutan akan memberi masukan pada siswa yang lebih baik. Perlunya kesiapan terhadap Ujian Nasional (bahaya) yang memperlihatkan dirinya dalam persepsi yang menakutkan atau mencemaskan. Kesiapan ini sungguh sangat menguntungkan, jika tidak ada kesiapan akan mendatangkan akibat yang buruk. Kesiapan terhadap rasa cemas atau takut terhadap Ujian Nasional sebagai unsur yang menguntungkan, dan perkembangan kecemasan merupakan unsur yang menguntungkan dalam apa yang disebut kecemasan atau rasa takut.
Kecemasan berhubungan dengan kondisi dan mengabaikan obyek, sedangkan ketakutan perhatian diberikan kepada obyek, yaitu berkaitan secara khusus dengan keadaan yang menyebabkan bahaya ketika bahaya muncul tanpa adanya kesiapan terhadap rasa takut menghadapi ujian nasional. Jadi dapat dikatakan bahwa kecemasan merupakan perlindungan terhadap ketakutan menghadapi ujian nasional.
Pada hakikatnya penguasaan pengetahuan yang telah disiapkan atau dimiliki yang mengakibatkan kecemasan atau ketakutan dalam menghadapi Ujian Nasional, karena ia memperlihatkan adanya bahaya jika tidak lulus. Kecemasan atau ketakutan obyektif bersifat rasional dan bermanfaat, karena dengan ini ini akan diketahui sebab dan cara mengatasinya. Di hadapan bahaya yang akan datang, satu-satuxxnya tindakan pertama yang ada dalam pikiran siswa adalah menimbang kemampuan yang akan dikeluarkan dibanding dengan tingkat bahaya yang ada, dan kemudian lari atau bertahan,atau mungkin bahkan untuk menyerang. Hal ini sungguh merupakan prospek akan suatu hasil yang menggembirakan.
Perasaan takut sungguh tidak punya tempat dalam Ujian Nasional, sebab Ujian Nasional pada akhirnya harus dilakukan juga karena program pemerintah dan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan akan lebih baik jika rasa takut tidak dimunculkan. Jika rasa kecemasan atau ketakutan begitu besar pada diri siswa dalam menghadapi Ujian Nasional, maka akan melumpuhkan setiap usaha, bahkan usaha untuk lari dari kenyataan. Suatu reaksi terhadap bahaya (misalnya UN dianggap sebagai bahaya) merupakan kombinasi dari dua hal, yaitu rasa takut dan tindakan bertahan (defensif). Siswa yang ketakutan merasa takut dan akan melarikan diri, namun unsur yang dominan adalah ”melarikan diri” dan bukan ”perasaan takut”.
Kecemasan atau ketakutan akan memberi masukan pada siswa yang lebih baik. Perlunya kesiapan terhadap Ujian Nasional (bahaya) yang memperlihatkan dirinya dalam persepsi yang menakutkan atau mencemaskan. Kesiapan ini sungguh sangat menguntungkan, jika tidak ada kesiapan akan mendatangkan akibat yang buruk. Kesiapan terhadap rasa cemas atau takut terhadap Ujian Nasional sebagai unsur yang menguntungkan, dan perkembangan kecemasan merupakan unsur yang menguntungkan dalam apa yang disebut kecemasan atau rasa takut.
Kecemasan berhubungan dengan kondisi dan mengabaikan obyek, sedangkan ketakutan perhatian diberikan kepada obyek, yaitu berkaitan secara khusus dengan keadaan yang menyebabkan bahaya ketika bahaya muncul tanpa adanya kesiapan terhadap rasa takut menghadapi ujian nasional. Jadi dapat dikatakan bahwa kecemasan merupakan perlindungan terhadap ketakutan menghadapi ujian nasional.
Berikut
ini adalah gejala stress menurut ilmu psikologi:
1.
Perasaan tertekan
2.
Hilangnya minat atau kesenangan pada
hampir semua aktivitas
3.
Berkurangnya berat badan secara
signifikan, atau bertambahnya berat badan dengan penurunan atau kenaikan nafsu
makan hampir setiap hari
4.
Insomnia atau hipersomnia tiap hari;
5.
Retardasi psikomotor atau agitasi;
6.
Kelelahan atau kehilangan tenaga
setiap hari;
7.
Rasa tidak berdaya atau rasa
bersalah yang tidak wajar;
8.
Tidak mampu berfikir atau
berkonsentrasi, dengan daya ingat menurun
Pengertian Psikologi menurut para ahli
“Psikologi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung
maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.” 1) (Ensiklopedi Nasional Indonesia
Jilid 13,1990).
“Psikologi
membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.” 2) (Dakir,1993).
“Psikologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku
individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku
terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan
berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup
meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.” 3) (Muhibbin Syah,2001).
1)Ensiklopedia Indonesia Jilid 13,1990
2)Dakir,1993
3)Muhibbin Syah,2001
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Dampak psikologi siswa kelas XII SMA Negeri Jogoroto saat akan
menghadapi ujian nasional
Setiap
siswa SMA tentunya akan melaksanakan ujian nasional pada akhir kelas XII untuk
menentukan kelulusan. Ketika menjelang ujian nasional siswa akan memerlukan
persiapan yang matang terutama kesiapan mental. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan siswa tidak siap mental untuk menghadapi ujian nasional, faktor
yang paling dominan yaitu belum menguasai materi yang diujikan. Pada karya
tulis ini kami akan mengutarakan dampak psikologi siswa kelas XII SMA Negeri
Jogoroto saat akan menghadapi ujian nasional serta menemukan cara mengatasi
perubahan psikologi yang dialami siswa. Pada karya tulis ini kami akan menguraikan
berdasarkan hasil angket dan wawancara dimana angket yang kami buat ditujukan
untuk siswa kelas XII dan wawancara kepada guru BK.
Berdasarkan
hasil angket, sebagian besar responden siswa kelas XII merasa tertekan dengan
diadakannya ujian nasional dan belum siap mental menghadapi ujian nasional. Hal
itu terbukti bahwa banyak siswa kelas XII yang konsultasi mengenai masalah
tersebut ke guru BK. Menjelang ujian nasional ada kecemasan yang dialami siswa.
Sebab kecemasan itu adalah konflik dengan orang tua, konflik dengan teman
sebaya dapat mengganggu konsentrasi dan mengalami perubahan psikologi, siswa
akan merasa tertekan dan terus memikirkan konflik hingga belajar tidak akan
maksimal. Misal seorang siswa berkeinginan kuliah jurusan sastra inggris,
sedangkan keinginan orang tua lain, orang tua menginginkan anak untuk masuk di
kedokteran, perbedaan tersebut menimbulkan konflik kepada orang tua, bingung
harus menuruti keinginan orang tua atau keinginannya sendiri. Begitu juga
dengan konflik dengan teman sebaya. Sehingga kurangnya persiapan untuk
menghadapi ujian nasional. Gejala-gejala yang muncul pada siswa yaitu mulai
kebingungan untuk mulai belajar dari mana sedangkan ujian nasional semakin
dekat, materi yang diujikan juga belum menguasai sepenuhnya. Hal tersebut
menimbulkan sifat malas belajar. Dengan kapasitas belajar yang kurang tentunya
siswa belum siap fisik maupun mental dengan ujian nasional yang semakin dekat.
Responden
mengatakan alasan mereka takut adalah takut tidak lulus, belum menguasai materi
sepenuhnya, terlalu banyaknya paket soal, dan pengawas. Proses belajar tiga
tahun ditentukan dalam waktu yang singkat memang butuh persiapan yang matang
apalagi kebanyakan siswa tidak dapat memprediksi soal yang akan diujikan,
sehingga siswa cenderung berfikir negatif, merasa takut dan was-was. Sebagian
responden bahkan merasa stress dengan adanya ujian nasional. Tapi tidak sedikit
juga responden yang telah siap mental menghadapi ujian nasional.
3.2
Hasil Angket
Untuk
membuktikan adanya pengaruh psikologi siswa kelas XII Penulis menggali data
dengan angket yang tiap kelasnya
mendapat 7 angket. Angket tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang penulis teliti.
TABEL
1.1
No
|
Pertanyaan
|
Presentase
|
|
Iya
|
Tidak
|
||
1.
|
Apakah
anda siap untuk melaksanakan ujian nasional tahun ini?
|
63 %
|
37 %
|
2.
|
Menurut
anda, pentingkah ujian nasional diadakan?
|
51 %
|
49 %
|
3.
|
Apakah
anda merasa tertekan dengan diadakannya ujian nasional?
|
55 %
|
45 %
|
4.
|
Apakah
anda telah siap mental menghadapi ujian nasional?
|
65 %
|
35 %
|
5.
|
Apakah
anda merasa takut akan adanya ujian nasional?
|
37 %
|
63 %
|
6.
|
Adakah
penambahan waktu belajar dalam mempersiapkan ujian nasional?
|
82 %
|
18 %
|
7.
|
Apakah
anda pernah konsultasi saat merasa stres kepada guru BK?
|
41 %
|
59 %
|
3.3
Cara mengatasi perubahan
psikologi pada siswa kelas XII saat akan menghadapi ujian nasional
Sebagian
banyak siswa terutama SMA Negeri Jogoroto banyak yang mengalami perubahan
psikologi disebabkan oleh banyak faktor seperti yang telah dijelaskan di materi
sebelumnya. Siswa perlu meningkatkan semangat belajar untuk memupuk kesiapan
mental siswa. Setiap permasalahan selalu ada solusi atau cara mengatasinya.
Pada karya tulis ini kami menjelaskan cara mengatasi perubahan psikologi pada
siswa kelas XII saat akan menghadapi ujian nasional dengan hasil angket yang
telah diisi oleh siswa kelas XII, wawancara kepada gru BK, dan melakukan studi
pustaka atau mencari informasi melalui buku, media cetak, maupun internet.
Berdasarkan
hasil angket yang dijawab oleh responden, mereka lebih banyak menambahkan waktu
belajar untuk mempersiapkan ujian nasional. Meskipun penambahan waktu belajar
penting, tetapi kestabilan mental juga tetap dijaga agar tidak panik ataupun
takut. Responden juga mengatakan mereka sering mengonsultasikan masalah
psikologi mereka terhadap guru BK. Hasil wawancara kepada guru BK menunjukan
bahwa terkait dengan persiapan ujian nasional dibutuhkan strategi belajar
secara efektif, menyiapkan fisik dan psikis menghadapi ujian nasional dan
terkait dengan study lanjut. Cara mengatasi siswa yang merasa cemas antara lain
mencari tau permasalahan sebenarnya yang menyebabkan mereka cemas, apakah
akibat konflik dengan keluarga ataupun teman atau juga bisa bingung dengan
pemilihan jurusan yang akan dipilih selanjutnya (study lanjut). Setelah
diketahui apa permasalahan yang sebenarnya, mencati solusi yang terbaik.
Berkomitmen pada keputusan diri sendiri juga amat dibutuhkan untuk mengatasi
kecemasan.
Responden
mengatakan banyak sekali cara-cara dan usaha yang mereka lakukan untuk
mengatasi rasa takut mereka menjelang ujian nasional. Salah satunya yaitu
percaya diri dan berdoa. Ketika siswa menanamkan percaya diri mereka akan
mengurangi rasa takut sehingga secara mental siap untuk menghadapi ujian
nasional. Berdoa kepada Tuhan YME juga sangat membantu. Bagi yang beragama
islam dapat melakukan shalat fardhu dengan giat, ditambah dengan shalat sunah,
wisata religi seperti berkunjung ke wali lima dan berdoa dengan serius akan membuat
hati menjadi tenang, untuk yang beragama selain islam dapat melakukan kegiatan
rohani. Tujuannya sama yaitu berdoa kepada Tuhan agar diberi kelancaran dan
kemudahan dalam ketika menjalankan ujian nasional. Adapun aktivitas ringan yang
dilakukan responden untuk mengurangi rasa takut mereka yaitu dengan bermain
musik, game, dan sosial media. Belajar itu penting tetapi menenangkan diri juga
penting untuk menghindari ketegangan sehingga mudah untuk menyerap materi
ketika hati sudah tenang. Untuk melatih kesiapan mental dibutuhkan juga belajar
giat. Belajar yang wajib dilakukan yaitu di sekolah dan jam tambahan pelajaran
sepulang sekolah. Selain di sekolah, belajar di tempat les atau di rumah
mengerjakan latihan soal. Lebih baik jika membeli prediksi soal-soal ujian
nasional tahun sebelumnya. Ketika menghadapi kesulitan dalam mengerjakan
soal-soal tersebut, dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran. Dengan banyak
latihan soal fisik dan mental akan lebih siap untuk menghadapi ujian nasional
Cara
mengusir kecemasan adalah dengan menghalaunya dari pikiran dan menggantinya
dengan pikiran spiritual yang positif.
Kecemasan atau ketakutan dapat berkembang dalam intensitas yang begitu besar dan sebagai konsekuensinya dapat menjadi penyebab bagi tindakan pencegahan yang berlebihan.Kecemasan yang disebabkan oleh neurosis kecemasan akibat gelisah (nervous anxiety) dalam menghadapi ujian nasional akan merugikan diri siswa untuk berkonsentrasi dalam belajar. Kata ”gelisah” dan ”cemas” digunakan saling menggantikan, seolah-olah mereka mempunyai arti yang sama. Hal ini tidak dapat dibenarkan.Bagaimanapun juga ada orang-orang yang sering cemas namun tidak gelisah dan selain itu ada orang-orang yang terserang neurotik dengan sejumlah gejala-gejala yang tidak menunjukkan kecenderungan untuk takut.
Kecemasan atau ketakutan dapat berkembang dalam intensitas yang begitu besar dan sebagai konsekuensinya dapat menjadi penyebab bagi tindakan pencegahan yang berlebihan.Kecemasan yang disebabkan oleh neurosis kecemasan akibat gelisah (nervous anxiety) dalam menghadapi ujian nasional akan merugikan diri siswa untuk berkonsentrasi dalam belajar. Kata ”gelisah” dan ”cemas” digunakan saling menggantikan, seolah-olah mereka mempunyai arti yang sama. Hal ini tidak dapat dibenarkan.Bagaimanapun juga ada orang-orang yang sering cemas namun tidak gelisah dan selain itu ada orang-orang yang terserang neurotik dengan sejumlah gejala-gejala yang tidak menunjukkan kecenderungan untuk takut.
Berikut
adalah cara mencegah terjadinya perubahan psikologi pada siswa kelas XII yang
akan menghadapi ujian nasional:
Meningkatkan
Rasa Percaya Diri
Pada dasarnya, kepercayaan diri adalah kombinasi pikiran dan
perasaan yang berarti, saya senang kepada diri sendiri dan berpikir bahwa saya
orang yang berguna. Di sekolah, siswa yang percaya diri umumnya merasa positif
dan kompeten serta menggunakan dua kualitas ini untuk melakukan kegiatan
belajar dengan baik, pada waktunya dan barangkali dengan bersemangat. Menjadi
percaya diri mungkin kelihatannya sulit sekali, terutama untuk orang yang
pesimistis, tetapi sikap yang dipegang mengenai diri sendiri bisa diperbaiki.
Kunci sukses menghadapi ujian nasional adalah membangun rasa percaya diiri akan keberhasilan dengan cara menghilangkan rasa cemas. Rasa cemas merupakan musuh nomor satu dalam menghadapi ujian nasional yang harus segera dihilangkan. Kunci sukses menghadapi ujian nasional adalah memerangi rasa takut dengan keyakinan dan menghadapi kenyataan. Kita akan menjadi percaya diri, penuh rasa kemenangan, dan keberhasilan. Oleh sebab itu janganlah kuatir tentang apa yang akan dihadapi dalam ujian nasional, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginannya kepada Allah dalam doa dan permohonan agar sukses dalam menghadapi ujian nasional dan dengan ucapan syukur. Siswa di dalam belajar harus meningkatkan rasa percaya diri akan keberhasilan,yang ditunjukkan dengan sikap dan perilaku sebagai berikut.
Kunci sukses menghadapi ujian nasional adalah membangun rasa percaya diiri akan keberhasilan dengan cara menghilangkan rasa cemas. Rasa cemas merupakan musuh nomor satu dalam menghadapi ujian nasional yang harus segera dihilangkan. Kunci sukses menghadapi ujian nasional adalah memerangi rasa takut dengan keyakinan dan menghadapi kenyataan. Kita akan menjadi percaya diri, penuh rasa kemenangan, dan keberhasilan. Oleh sebab itu janganlah kuatir tentang apa yang akan dihadapi dalam ujian nasional, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginannya kepada Allah dalam doa dan permohonan agar sukses dalam menghadapi ujian nasional dan dengan ucapan syukur. Siswa di dalam belajar harus meningkatkan rasa percaya diri akan keberhasilan,yang ditunjukkan dengan sikap dan perilaku sebagai berikut.
- Mengetahui apa yang anda hasilkan dari belajar
- Rasa percaya diri akan keberhasilan membantu menciptakan perasaan tenang dan menghilangkan kecemasan dan ketakutan.
- Keyakinan akan kemampuan diri sendiri menghilangkan kecemasan dan ketakutan.
- Rasa percaya diri akan keberhasilan menjadi kunci sukses dalam menghadapi UN.
- Rasa percaya diri akan tercapai, jika mampu menguasai keraguan yang merayapi dirinya akan keberhasilan dalam menghadapi ujian nasional. Keraguan merupakan pengganggu yang membuat kita kehilangan kesempatan memperoleh hal-hal yang baik karena kita ragu-ragu mencoba untuk meraihnya.
- Mensugesti diri dengan menyatakan optimistik akan keberhasilan keinginan dan maksudnya dengan nada yang meyakinkan tanpa menunjukkan keraguan dalam menghadapi Ujian Nasional. Misalnya : Saya pasti lulus! Saya pasti befrhasil ! Saya pasti nilainya tinggi!
Meningkatkan
Konsentrasi Belajar
Membina kekuatan konsentrasi hamper sama dengan
mengembangkan dan menguatkan otot tubuh. Namun, siswa akan mampu meningkatkan
konsentrasi tanpa mengeluarkan keringat. Ini lebih merupakan masalah latihan
yang dingin, tenang dan sungguh-sungguh. Proses dasar dalam mengembangkan
kekuatan konsentrasi adalah dengan melakukan tugas mental yang lebih sulit
secara bertahap. Tugas ini harus memerlukan periode konsentrasi yang lebih
keras dan lebih lama. Sementara menjalankannya, berilah diri sendiri hadiah
untuk peningkatan pada rentang konsentrasi.
Untuk meningkatkan konsentrasi belajar dalam menghadapi Ujian Nasional, siswa dituntut mampu menunjukkan perilaku sebagai berikut.
Untuk meningkatkan konsentrasi belajar dalam menghadapi Ujian Nasional, siswa dituntut mampu menunjukkan perilaku sebagai berikut.
- Menyiapkan daftar tugas konsentrasi yang biasa dihadapi dalam kegiatan belajar dan dalam menghadapi Ujian Nasional.
- Mengikuti rangkaian kegiatan secara perlahan sehingga dapat menyerap setiap langkah secara mental.
- Mengulangi mengucapkan setiap langkah keras-keras untuk membantu menanamkan informasi tersebut ke dalam ingatan.
- Mengajukan pertanyaan untuk menjelaskan setiap yang dipelajari atau keraguan.
- Pada akhir rangkaian kegiatan, mencoba mengulangi seluruh petunjuk.Perbaiki kesalahan.
- Sewaktu menjalankan petunjuk, ulangi langkah-langkah tersebut sementara anda berjalan untuk lebih menanamkannya di dalam ingatan anda, dan ingatan yang kuat diperlukan.
Mengembangkan
Disiplin Diri Dalam Belajar
Disiplin diri sangat penting untuk berhasil dalam belajar menghadapi ujian nasional. Disiplin diri memungkinkan siswa memperoleh kepuasan dan mendapatkan pujian yang sepantasnya dan mungkin menaikan prestasi belajar. Selain kemajuan belajar, disiplin diri dapat juga meningkatkan kehidupan pribadi lebih sehat dan berkembang. Pada hakikatnya, disiplin diri merupakan atribusi penting yang dapat memajukan banyak aspek kehidupan siswa. Di sekolah, disiplin diri berarti siswa maju dengan pesat, belajar dengan lebih efektif dan hasil bisa diandalkan. Menjadi disiplin diri adalah tujuan yang ingin dicapai oleh sebagian besar siswa. Namun disiplin diri kerap merupakan suatu kualitas yang sukar dicapai. Mengapa? Karena,siswa mungkin harus belajar sejumlah perilaku yang baru dan sulit, seperti mengalahkan kebiasaan menunda. Untuk lebih disiplin diri siswa harus belajar cara untuk menjadi kurang perfeksionis atau belajar cara mengatasi ketakutan yang besar akan kegagalan. Ini merupakan kegiatan belajar yang menuntut kerja keras.
Hidup Teratur Agar Berhasil Dalam Menghadapi Ujian Nasional
Keberhasilan dalam semua bidang kehidupan,termasuk kehidupan
dalam belajar, siswa harus bisa hidup teratur. Berhasil dalam belajar dan juga
dalam ujian nasional pada dasarnya adalah masalah hidup teratur. Teratur dalam
menjalani kegiatan belajar untuk mencapai cita-cita sukses belajar dan sukses
dalam ujian nasional. Mulai sekarang siswa tentunya harus menjalani hidup yang
teratur,khususnya dalam kegiatan belajar, apalagi dalam waktu dekat akan
menghadapi ujian nasional yang merupakan salah satu syarat untuk dapat lulus
dari sekolah/madrasah.
Menjadi hidup teratur adalah suatu keterampilan yang akan
membuat siswa lebih efektif dan efisien dalam belajar dan lebih puas dalam
menjalani kehidupan.
Hidup teratur dapat ditempuh dengan melakukan hal-hal sebagai berikut.
Hidup teratur dapat ditempuh dengan melakukan hal-hal sebagai berikut.
- Membuat dan menggunakan rencana harian untuk membuat daftar tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam belajar dan menghadapi UN.
- Belajar menurut rencana harian setiap hari.
- Mengerjakan tugas-tugas belajar dengan baik dan penuh semangat.
- Memberi hadiah kepada diri sendiri untuk setiap pekerjaan yang telah diselesaikan
- Menilai keterampilan belajar dan kerja anda.
BAB IV
PENUTUP
1.1
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan terdapat dampak
perubahan psikologi siswa saat menjelang ujian nasional, diantaranya yang
paling berpengaruh adalah kecemasan dan rasa takut karena kurang menguasai
materi dan terlalu banyak paket soal yang diujikan. Dari berbagai dampak
negatif, ditemukan pula solusi untuk mengatasi perubahan psikologi siswa saat
menjelang ujian nasional dengan adanya BK mereka bisa konsultasi untuk
menemukan solusi agar mereka siap mental dan fisik untuk menghadapi ujian
nasional.
1.2
Saran
1.
Siswa harus berdoa dan berusaha agar
sukses dalam menjalani ujian nasional
2.
Siswa disarankan untuk
mengonsultasikan masalah yang dihadapinya kepada guru BK dan orang tua
3.
Para siswa disarankan untuk belajar
dan menjaga kesehatan agar siap mental dan fisik
DAFTAR
PUSTAKA
·
Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
- James H. McMillan, Assessment Essentials for Standards-Based Education, Corwin Press (2008) ISBN 1-4129-5550-5 ISBN 978-1-4129-5550-8
·
Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
- Office of the General Counsel, United States Commission on Civil Rights, Closing the achievement gap the impact of standards-based education reform , DIANE Publishing (2004), ISBN 1-4289-2539-2 ISBN 978-1-4289-2539-7
- Richard Zagranski, William T. Whigham, Patrice L. Dardenne, Understanding Standards-based Education: A Practical Guide for Teachers and Administrators, Corwin Press (2007), ISBN 1-4129-5572-6 ISBN 978-1-4129-5572-0
·
http://abkin.org/index.php?option=com_content&view=article&id=80:kondisi-psikologis-siswa-dalam-menghadapi-ujian-nasional-cara-mengatasinya&catid=41:artikel&Itemid=66
LAMPIRAN
DAFTAR
PERTANYAAN YANG DIJADIKAN ANGKET
1. Apakah
anda siap untuk melaksanakan ujian nasional tahun ini?
A. Sudah
B. Belum
2. Menurut
anda, pentingkah ujian nasional diadakan?
A. Ya
B. Tidak
3.
Apakah anda merasa tertekan dengan diadakannya ujian nasional?
A.
Ya
B.
Tidak
4.
Apakah anda telah siap mental menghadapi ujian nasional?
A.
Ya
B.
Tidak
5.
Apakah anda merasa takut akan adanya ujian nasional?
A.
Ya
B.
Tidak
6.
Apa alasan anda merasa takut akan ujian nasional?
Jawab:
…………………………………………………………………………
7.
Bagaimana usaha yang anda lakukan untuk mengatasi rasa takut ketika
menjelang ujian nasional
Jawab:
…………………………………………………………………………
8.
Apakah anda mulai merasa stress dengan adanya ujian nasional?
Jawab:
…………………………………………………………………………
9.
Adakah penambahan waktu belajar dalam mempersiapkan ujian nasional?
A.
Ya
B.
Tidak
10. Apakah anda pernah konsultasi saat
merasa stres kepada guru BK?
A.
Ya
B.
Tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar