Jumat, 03 Oktober 2014



Pria Bertopeng
Karya: Nalini Wikasita


hentakan kaki pria dengan jas hitam menapaki jalan
berjuta mata menyaksikan, menjadi saksi
sebuah lambang pengabdian bergantung di dada kanan
sebuah nama yang terukir indah di dada kiri
nama yang menjadi tanda tanya besar
barisan pasukan tersebar untuk membela
kau kepalkan tangan dan kau angkat, melafalkan sejumlah janji
Mereka mengangguk, menaruh kepercayaan padanya
kau beri harapan kepada mereka
hanya harapan
senyuman palsu yang menjanjikan membuat mereka luluh
setelah itu kau berbalik membelakangi mereka
melepas topeng yang kau pasang didepan mereka
kau tersenyum dalam arti yang berbeda

kehidupanmu membuktikan segalanya
lima mobil mewah terlalu mudah untuk kau miliki
tanah serta sejumlah rumah tersebar di daerah ibu kota
setiap bulan kau keluarkan uang untuk belanja istri istrimu
pesta pora tanpa henti
tuang teguk anggur sesukamu
itu semua terlalu mudah bagimu
harta berlimpah ruah harus segera diperiksa
kekayaan harus diperiksa

sementara itu, gelombang terus menerjang
ketika semua tenggelam, kau hanya duduk di atas kapal
tanpa melihat ke bawah
kau hancurkan dunia yang telah diperjuangkan pahlawan
hanya tangisan terdengar, terbaring lemah tak berdaya
mereka lalu berteriak "selamatkan kami, selamatkan kami"
tapi tanpa seorang pun menghiraukan

lalu dia tertawa
sementara mereka bermandikan air mata
hatinya kini telah mati, penderitaan tak ia rasa
rupanya kerasnya dunia telah merenggut semuanya
mengubah mutiara menjadi batu keras
mengubah kertas putih menjadi penuh goresan hitam tak bermakna
itulah kenyataan dalam dunia kita

wahai pemuda, bangkitlah dan tumpas kecurangan
hapus semua goresan hitam yang memenuhi kertas putih itu
warnai hingga membentuk pelangi yang indah